BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasil penelitian dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Cooper dan Schindler, 2006). Penelitian ini menggunakan desain rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest only control group design). Pengukuran terhadap responden hanya sekali, desain ini dapat mengurangi masalah validitas eksternal dan dampak dari interaksi pengujian. Penelitian juga memuat desain eksperimental faktorial, yakni terdapat empat grup eksperimental, yaitu dua tipe cause-related marketing dan dua tipe keterlibatan produk. Dalam desain eksperimen, tiap level dari variabel bebas dikombinasikan dengan variabel bebas lainnya, sehingga akan diketahui pengaruhnya pada varabel terikat pertama, kedua, dan interaksi di antara keduanya. Peneliti menggunakan analisis survei yang memiliki kecocokan dengan tujuan awal penelitian, yaitu menjelaskan fakta-fakta mengenai pengaruh dari cause-related marketing secara strategis dan taktis pada loyalitas merek, serta keterlibatan konsumen sebagai faktor pemoderasi.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang dan peristiwa yang ingin diinvestigasi oleh peneliti (Sekaran, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Magister Manajemen (MM) UGM Yogyakarta. Alasan pemilihan populasi karena mahasiswa MM UGM Yogyakarta dianggap mampu untuk mengevaluasi aspek kredibilitas serta pemahaman pesan-pesan sampel iklan yang diperoleh melalui pengalaman maupun proses pembelajaran di MM UGM Yogyakarta. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung peneliti untuk menguji seberapa jauh cause-related marketing berpengaruh pada loyalitas merek.
Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Peneliti mempelajari sampel dengan maksud agar mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian (Sekaran, 2003). Roscoe dalam Sekaran (2003) mengusulkan beberapa aturan untuk menentukan ukuran sampel:
- Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.
- Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis berganda), ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (10 kali atau lebih) dari jumlah variabel dalam studi.
3.3. Metode Penelitian Eksperimen
Sekaran (2003) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib dan ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol dan memanipulasi langsung, maupun acak (rambang) dan adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. Penelitian eksperimen memusatkan diri pada pengontrolan variansi untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Rancangan eksperimen mempunyai tiga karakteristik, yaitu adanya kelompok kontrol, sampel ditarik secara acak dan ditandai untuk masing-masing kelompok, serta sebuah tes awal (manipulation check) diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara responden pada tiap kelompok eksperimen mengisi kuesioner yang telah disediakan. Penelitian ini dibatasi pada beberapa variabel, yaitu kesesuaian (congruence), durasi waktu program (duration), jumlah investasi yang ditanamkan (amount of investment), keterlibatan manajemen (management involvement) dan keterlibatan konsumen (consumer involvement).
3.4. Prosedur Eksperimen
Desain eksperimen penelitian akan menggunakan suatu cerita pengantar penelitian (story board) yang dilampirkan dalam kuesioner, yang bertujuan untuk meminimalisir efek eksternal dalam penelitian dan memfokuskan sebagai alat yang dapat menstimuli responden untuk lebih mengetahui tentang program cause-related marketing. Story board berisi pengantar dan iklan cetak berwarna yang akan memperkenalkan kepada responden berupa profil perusahaan, produk yang terlibat dalam program cause-related marketing serta merek produk.
Eksperimen penelitian dilaksanakan dengan memberikan empat versi iklan berwarna dan iklan tersebut adalah baru serta tidak pernah dipublikasikan sebelumnya. Jenis iklan adalah iklan cause-related marketing strategis dan taktis dengan keterlibatan produk tinggi (high involvement) dan keterlibatan produk rendah (low involvement). Responden akan diberikan pertanyaan mengenai keterlibatan produk berdasarkan penelitian De Wulf (2001) seputar nilai penting produk, ketertarikan pada produk dan manfaat produk bagi konsumen. Responden akan diberikan kuisioner tertutup yang memiliki pertanyaan yang berhubungan dengan definisi operasional variabel dalam iklan. Untuk kondisi kontrol, responden akan diberikan informasi yang berkaitan dengan cause-related marketing oleh perusahaan dan produknya.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data yang terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan sekunder. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Pengumpulan data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang diberikan secara pribadi kepada sejumlah responden. Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Pada penelitian ini, data sekunder diperoleh dari sejumlah sumber, yaitu buku teks, majalah, internet dan jurnal yang dinilai relevan untuk digunakan dalam penelitian (Sekaran, 2003).
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2003). Bentuk kuesioner yang digunakan adalah structured questions dengan pertanyaan tertutup yang menghendaki responden untuk memilih dari sekelompok respon yang sudah disediakan atau ditetapkan sebelumnya (Hair et al, 2000). Kuesioner disusun berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Brink et al (2006) dalam mengukur variabel-variabel berikut, kesesuaian, durasi program, jumlah investasi yang ditanamkan, keterlibatan manajemen, loyalitas merek dan keterlibatan konsumen.
3.6. Definisi Operasional Variabel
Menurut Kuncoro (2003), variabel adalah sesuatu yang membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda dengan objek yang sama. Nilai juga dapat berbeda pada waktu yang sama dengan objek yang berbeda. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan, yaitu variabel terikat (dependent variable), variabel bebas (independent variable), dan variabel pemoderasi. Variabel bebas terdiri atas kesesuaian, durasi, jumlah investasi dan keterlibatan manajemen. Variabel terikat adalah loyalitas merek, sedangkan variavel pemoderasi adalah keterlibatan konsumen.
3.6.1.Kesesuaian (Congruence)
Kesesuaian merupakan persepsi responden terhadap iklan mengenai kesesuaian antara inti bisnis perusahaan dengan tema sosial dalam cause-related marketing. Kesesuaian memuat pertanyaan seputar kesesuaian antara inti bisnis perusahaan dan aktivitas sosial, keterlibatan program yang masuk akal dan keterpaduan program yang baik. Item pengukuran yang digunakan untuk mengukur congruence berdasarkan adaptasi dari Keller dan Aaker (1992) dalam Brink et al (2006) berjumlah tiga item pertanyaan. Pertanyaan akan menggunakan skala likert lima poin untuk melihat seberapa kuat congruence berpengaruh pada loyalitas merek. Jawaban kuesioner merupakan pertanyaan Sangat Tidak Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS).
3.6.2.Durasi (Duration)
Durasi merupakan persepsi responden terhadap waktu pelaksanaan program cause-related marketing. Durasi memuat pertanyaan seputar waktu pelaksanaan program (pendek atau panjang) dan tipe program. Durasi akan diukur dengan menggunakan dua item pertanyaan untuk melihat seberapa kuat durasi berpengaruh pada loyalitas merek. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur durasi berdasarkan adaptasi Brink et al (2006). Pertanyaan akan menggunakan skala likert lima poin, dan jawaban kuesioner merupakan pertanyaan Sangat Tidak Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS).
3.6.3.Jumlah Investasi (Amount of Investment)
Jumlah investasi merupakan persepsi responden terhadap berbagai macam investasi yang ditanamkan perusahaan dalam program cause-related marketing. Jumlah investasi memuat pertanyaan seputar investasi dana, investasi sumberdaya dan jumlah investasi dalam program. Jumlah investasi akan diukur dengan menggunakan tiga item pertanyaan. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur jumlah investasi berdasarkan adaptasi dari Biswas dan Burton (1993) dalam Brink et al (2006). Pertanyaan akan menggunakan skala likert lima poin untuk melihat seberapa kuat jumlah investasi berpengaruh pada loyalitas merek, dan jawaban kuesioner merupakan pertanyaan Sangat Tidak Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS).
3.6.4.Keterlibatan Manajemen (Management Involvement)
Keterlibatan manajemen merupakan persepsi responden terhadap seberapa jauh keterlibatan manajemen perusahaan dalam program cause-related marketing. Keterlibatan manajemen memuat pertanyaan seputar partisipasi manajemen dan keterlibatan manajemen puncak perusahaan. Keterlibatan manajemen akan diukur dengan menggunakan tiga item pertanyaan untuk melihat seberapa kuat keterlibatan manajemen berpengaruh pada loyalitas merek. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur keterlibatan manajemen berdasarkan adaptasi dari Keller dan Aaker (1992) dalam Brink et al (2006). Pertanyaan akan menggunakan skala likert lima poin, dan jawaban kuesioner merupakan pertanyaan Sangat Tidak Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS).
3.6.5.Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Loyalitas merek merupakan persepsi responden pada perhatian emosional (positif atau negatif) pada merek (komponen afektif), informasi dan pengetahuan pada merek (komponen afektif) dan niat untuk membeli merek produk (komponen konatif), serta perilaku pembelian produk oleh responden. Dikarenakan penelitian ini menggunakan storyboard yang membentuk merek yang fiktif, maka tidak dimungkinkan bagi peneliti untuk mengukur perilaku pembelian responden. Oleh sebab itu, peneliti mengukur loyalitas merek melalui komponen kognitif dan afektif (dimensi kesikapan), dan loyalitas konatif yang akan menerangkan perilaku pembelian. Penelitian ini menggunakan sebelas buah item pernyataan yang pernah digunakan dalam penelitian Queter dan Lim (2003). Pertanyaan akan menggunakan skala Likert lima poin, dan jawaban kuesioner merupakan pertanyaan Sangat Tidak Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS).
3.6.6. Keterlibatan Konsumen (Consumer Involvement)
Keterlibatan konsumen merupakan persepsi responden pada seberapa jauh partisipasi konsumen dalam program cause-related marketing sehingga dapat meningkatkan loyalitas merek. Keterlibatan konsumen memuat pertanyaan seputar nilai penting produk, ketertarikan pada produk dan manfaat produk bagi konsumen. Penelitian ini menggunakan tiga buah item pernyataan yang pernah digunakan dalam penelitian De Wulf et al. (2001) dalam Brink et al (2006). Pertanyaan akan menggunakan skala Likert lima poin, dan jawaban kuesioner merupakan pertanyaan Sangat Tidak Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS).
3.7. Pengujian Awal (Pre Test)
Tahapan pengujian awal dilakukan untuk memastikan apakah suatu produk memiliki keterlibatan yang tinggi atau tidak. Produk yang dipilih peneliti dalam keterlibatan tinggi adalah produk sepatu serta produk sabun untuk keterlibatan rendah. Pemilihan produk sepatu didasarkan pada penelitian Quester dan Lim (2003) yang menyatakan bahwa sepatu dapat dinyatakan sebagai produk dengan keterlibatan tinggi. Peneliti menggunakan sabun sebagai produk dengan keterlibatan rendah didasarkan pada Assael (1992), yakni menyatakan pembelian produk tanpa opini dan komitmen yang kuat pada merek produk, seperti produk sabun, maka keterlibatan produk dapat dinyatakan rendah.
Keterlibatan produk (product involvement) dalam penelitian ini merupakan perilaku responden dalam pengambilan keputusan pada produk, berupa ketertarikan untuk memilih produk (interest), ekspektasi memilih produk (pleasure), ekspresi kepuasan dalam memilih produk (sign), serta resiko dalam membuat pilihan (risk importance) dan mengambil keputusan (risk probability) pada produk sepatu dan sabun. Keterlibatan produk akan memuat pertanyaan yakni aspek interest (keinginan), pleasure (kesenangan), sign (tanda), risk importance (resiko penting) dan risk probability (resiko kemungkinan). Informasi yang didapatkan dari tahapan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kuesioner yang digunakan dalam eksperimen selanjutnya. Hasil keterlibatan dalam produk sepatu dan sabun dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut: Tabelnya Buat Sendiri aja yaaah....!!!
Peneliti menyebarkan kuesioner tertutup kepada 20 responden mengenai keterlibatan dalam produk sepatu dan sabun. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 90 persen responden menyatakan ketertarikan yang tinggi untuk memilih sepatu, ekspektasi yang tinggi (pleasure) untuk memilih sepatu, yakni sebanyak 80 persen responden, 70 persen responden menyatakan ekspresi puas (sign) dapat memilih sepatu sesuai pilihan, 60 persen responden menyatakan pentingnya membuat pilihan pada sepatu (risk importance) dan 60 persen responden menyatakan rumit dalam mengambil keputusan memilih sepatu yang baik (risk probability). Seluruh hasil yang didapat dari responden dapat menjelaskan bahwa produk sepatu merupakan produk dengan keterlibatan yang tinggi.
Berdasarkan hasil yang didapat dari responden mengenai produk sabun, keterlibatan konsumen dalam produk sabun memiliki nilai yang cukup rendah. Meskipun sebanyak 60 persen responden menyatakan ketertarikan yang tinggi (interest) untuk memilih sabun, namun aspek pleasure yang didapat menunjukkan nilai yang rendah, yakni sebanyak 60 persen responden menyatakan adalah ekspektasi yang rendah dalam memilih sabun. Responden berjumlah 50 persen menyatakan ekspresi puas (sign) dapat memilih sabun sesuai pilihan, sedangkan 60 dan 80 persen responden pada aspek risk importance dan risk probability menyatakan nilai yang rendah, yaitu responden menyatakan tidak penting membuat pilihan pada ssbun dan tidak rumit untuk mengambil keputusan dalam memilih sabun. Seluruh hasil yang didapat dari responden dapat menjelaskan bahwa produk sabun merupakan produk dengan keterlibatan rendah. Seluruh hasil perhitungan dapat dilihat di lampiran 1.
3.8. Uji Manipulasi (Manipulation Check Test)
Uji manipulasi dalam eksperimen dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang maksimal dalam kelompok-kelompok eksperimen. Pengukuran dalam uji manipulasi dilakukan agar subjek secara akurat dapat memiliki perbedaan dengan subjek lainnya pada perlakuan variabel (Sekaran, 2003). Jumlah sampel dalam uji manipulasi awal berjumlah 60 responden, yang responden tersebut berbeda dengan responden dalam eksperimen selanjutnya. Sebuah prosedur between subject design diberikan kepada responden yang terdapat pada dua kelompok, yaitu kelompok responden dengan iklan cause-related marketing strategis dan taktis pada keterlibatan produk tinggi, serta kelompok responden dengan iklan cause-related marketing strategis dan taktis pada keterlibatan produk rendah. Uji manipulasi awal menggunakan pengujian dua sampel tidak berhubungan (independent sample t test). Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata sampel yang mengalami dua perlakuan yang berbeda dan tidak berhubungan. Hasil uji manipulasi dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut: Tabelnya Buat Sendiri aja yaaah....!!!
Hasil uji manipulasi menunjukkan adanya perbedaan antara nilai rata-rata cause-related marketing strategis dengan cause-related marketing taktis. Hal sama juga terjadi dengan adanya perbedaan nilai rata-rata keterlibatan produk tinggi dengan rata-rata keterlibatan produk rendah. Seluruh variabel memiliki nilai yang signifikan dengan nilai p yang lebih rendah dari 0,05 dan memiliki nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel (2,042). Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan antara dua varian (varian strategis dan varian taktis) dan perbedaan keterlibatan konsumen dalam produk tinggi dan keterlibatan konsumen dalam produk rendah. Nilai rata-rata varian strategis lebih besar daripada nilai rata-rata taktis menunjukkan nilai rata-rata cause-related marketing strategis lebih tinggi daripada cause-related marketing taktis.
3.9. Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas dapat dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Penelitian ini menggunakan validitas konstruk yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan fakta empiris yang konsisten dalam teori yang berbasis pada konsep. Validitas konstruk digunakan sebagai penaksiran seberapa besar instrumen dari konsep konstruk yang mendukung untuk mencapai ukuran yang tepat (Zikmund, 1997). Validitas konstruk dapat diuji dengan menggunakan faktor analisis, seperti yang telah diungkapkan oleh Cooper dan Schindler (2006) dan Sekaran (2003). Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel maupun antar responden. Analisis faktor menganalisis interaksi antar variabel. Semua variabel berstatsus sama, tidak ada variabel independen yang menjadi prediktor bagi variabel independen.
Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan bantuan software windows SPSS versi 15. Perhitungan analsis faktor melalui tiga tahap, pertama untuk menguji seluruh variabel untuk analisis faktor, dapat menggunakan uji Kaizer Meyer-Olkin (KMO) dengan level signifikan diatas nilai 0,5 dan uji Bartllet of Sphericity dengan level signifikan dibawah nilai 0,05. Kedua, untuk dapat menganalisis data selanjutnya menggunakan Anti-Image Coefficient of Correlation dengan level signifikan diatas nilai 0,05. Ketiga, uji menggunakan metode Principal Component Analysis. Komponen matrik menjelaskan korelasi antara item pertanyaan dengan variabel tiap faktor. Nilai yang sginifikan adalah diatas 0,55 (Santoso dan Tciptono, 2002). Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut: Tabelnya Buat Sendiri aja yaaah....!!!
Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan terhadap sampel penelitian, yakni validitas terhadap item-item pertanyaan mengenai cause-related marketing strategis, taktis dan kelompok kontrol. Hasil uji validitas menunjukkan seluruh item pertanyaan memiliki nilai KMO yang lebih tinggi dari 0,05 dan Bartllet of Sphericity yang signifikan kurang dari 0,05. Hasil tes KMO menunjukkan nilai yang signifikan diatas nilai 0,5 yaitu 0,907. Uji validitas dengan Principal Component Analysis pada seluruh variabel menunjukkan nilai yang signifikan, seluruh nilai diatas 0,55 dan setiap kelompok variabel berada dalam satu komponen.
3.10. Uji Reliabilitas
Menurut Cooper dan Schindler (2006), uji reliabilitas instrumen berhubungan erat dengan estimasi sejauh mana pengukuran bebas dari error acak atau tak stabil. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui derajat konsistensi alat ukur yang digunakan. Uji reliabilitas merupakan kriteria tingkat konsistensi atau kemantapan suatu alat ukur (kuesioner). Suatu kuesioner dikatakan konsisten jika kuesioner tersebut digunakan dalam mengukur sesuatu secara berulangkali memberikan hasil yang sama, dengan catatan bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah. Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan metode konsistensi internal dengan teknik Cronbach Alpha. Menurut Sekaran (2003), terdapat pedoman dalam penggunaan koefisien alpha dalam uji reliabilitas, yaitu:
- Jika koefisien alpha antara 0,7 sampai 0,8 maka dianggap reliabilitasnya dapat diterima.
- Jika nilai koefisien alpha lebih dari 0,8 maka dianggap mempunyai reliabilitas yang sangat handal.
Uji reliabilitas untuk variabel bebas dan terikat memiliki nilai yang seluruhnya realibel, yaitu seluruh nilai berada diatas 0,7, sehingga reliabilitasnya sangat handal.
3.11. Teknik Analisis Data
Metode pengujian dua sampel tidak berhubungan (independent sample t test) dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara cause-related marketing strategis dan cause-related marketing taktis terhadap loyalitas merek. Untuk lebih mengetahui perbedaan yang lebih dalam antara kelompok strategis, taktis dan kontrol pada keterlibatan konsumen dalam produk yang tinggi dan rendah dapat ditambahkan dengan pengujian satu jalur (one way ANOVA). Berdasarkan Brink et al (2006), pengujian dua sampel tidak berhubungan juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh keterlibatan konsumen sebagai efek pemoderasi dalam hubungan cause-related marketing terhadap loyalitas merek.
Analisis data menggunakan metode regresi linear berganda (multiple linear regression) untuk mengetahui pengaruh empat dimensi dari variabel bebas cause-related marketing taktis dan strategis, yaitu kesesuaian (congruence), durasi (duration), jumlah investasi (amount of investment) dan keterlibatan manajemen (management involvement) terhadap satu variabel terikat yaitu loyalitas merek (brand loyalty). Model persamaan regresi berganda yang akan diuji adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
Y : loyalitas merek
X1 : kesesuaian
X2 : durasi
X3 : jumlah investasi
X4 : keterlibatan manajemen
e : disturbance error
Pengujian ini dilakukan dengan cara uji signifikansi simultan (uji F), uji signifkansi individual (uji t), dan koefisien determinasi (R2).
1. Uji t
Merupakan pengujian variabel-variabel independen secara individu yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen yang lain konstan. Dalam uji t, hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : β1 = 0
Ha : β1 ≠ 0
β1 adalah koefisien variabel independen ke-1 dari nilai parameter hipotesis. Bila nilai thitung > ttabel , maka pada tingkat kepercayaan tertentu, Ho ditolak yang berarti variabel bersangkutan adalah signifikan. Artinya variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.
Sebaliknya, bila thitung < ttabel, maka Ho diterima.
2. Uji F
Uji Fisher (uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap nilai variabel dependen. Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis secara bersama-sama. Nilai F hitung yang semakin menjauhi nol menunjukkan semakin besar pengaruh semua variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Uji F menggunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho : β1 = β2 = βk = 0 tidak ada pengaruh
Ha : β1 ≠ β2 ≠ βk = 0 ada pengaruh
3. Uji R2
Koefisien determinasi merupakan proporsi variabel dependen yang diterangkan oleh pengaruh linier dari variabel independen. Koefisien determinasi mengukur besarnya sumbangan variabel dependen terhadap naik turunnya variabel dependen. Nilai R2 terletak antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 (semakin besar nilai R2) berarti semakin baik atau semakin tepat garis regresi yang diperoleh. Semakin kecil nilai R2 menunjukkan arti bahwa garis regresi tersebut tidak tepat untuk mewakili data hasil observasi. Lihat Bab 4 Disini ...!!! Semoga Membantu dalam pencarian Anda...!!!